
Perang Fathu Makkah merupakan perang yang memisahkan antara yang haq dan bathil. Sesudah itu tak ada tempat untuk meragukan dan menyangsikan risalah Muhammad n diseluruh jazirah arab. Oleh karena itu perjalanan bisa berubah total setelah itu dan semua manusia masuk ke dalam agama Allah secara berbondong-bondong.
LATAR BELAKANG PEPERANGAN
Masih ada satu kekuatan yang menghalangi perjalanan orang-orang muslim dan hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja yaitu kekuatan Romawi, kekuatan militer terbesar di muka bumi pada zaman itu. Bentrokan dimulai saat duta Rasulullah n Al Harits binUmair dibunuh oleh tangan Syurahbil bin Amr Al Ghassany, saat Al Harits membawa surat Beliau yang ditujukan kepada pemimpin Bushra. Setelah itu Rasulullah mengirim pasukan dibawah pimpinan Zaid bin Haritsah yang harus bertempur dengan pasukan Romawi di Mu'tah. Dari perang Mu'tah ini keuntungan diperoleh kaum muslimin, dengan banyaknya kabilah-kabilah yang melepasakan diri dari kekuasaan Qaishar, lama kelamaan hal ini bisa membahayakan kekuasaan mereka terhadap wilayah-wilayah Arab.
Dengan pertimbangan ini, belum genap satu tahun setelah perang Mu'tah, Qaisahar sudah mempersiapkan pasukan Romawi dan Arab untuk tunduk kepada kekuasaannya dari Bani Ghassan dan lain-lainnya. Mereka siap terjun ke medan pertempuran yang besar-besaran.
INFORMASI YANG MASIH SIMPANG SIUR TENTANG PERSIAPAN PASUKAN ROMAWI DAN GHASSAN
Banyak informasi yang masuk ke Madinah tentang persiapan pasukan Romawi untuk bertempur secara besar-besaran melawan kaum muslimin, hingga setiap detik penduduk Madinah seperti dibayangi perasaan takut. Setiap kali mereka mendengar suara yang terasa ganjil,pasti
diasosiasikan sebagai suara pasukan Romawi.Umar bin Khattab menuturkan kisah ini: "Aku mempunyai sahabat karib dari Anshar, apabila aku sedang tidak ada di empat, maka dia akan mendatangiku lalu menyampaikan kabar yanbg perlu disampaikan, dan jika dia tidak ada ditempat, maka akulah yang mendatanginya an mengabarkan apa yang perlu kukabarkan (keduanya menetap di dataran tinggi Madinah dan secara bergiliran mereka biasa menemui Rasulullah). Pada waktu itu kami dirasuki perasaan takut kalau-kalau ada diantara Raja Ghassan, yang
menurut informasi akan menyerang kami.
menurut informasi akan menyerang kami.
Dada kami benar-benar dipenuhi tanda tanya mengenai masalah ini. Tiba-tiba sahabat karibku dari Anshar datang mengetuk pintu rumah sambil berkata: "bukalah, bukalah!
"apakah orang-orang Ghassany sudah tiba? "tanyaku tak sabar.
"bahkan lebih dahsyat dari itu. Rasulullah n menjauhi istri-istri Beliau".
Ini menunjukkan betapa rawannya keadaan saat itu, dimana kaum muslimin harus menghadapai pasukan Romawi.
INFORMASI KHUSUS DAN AKURAT TENTANG PERSIAPAN PASUKAN ROMAWI BESERTA GHASSAN
Demikianlah informasi yang masih simpang siur tentang kesiapan pasukan Romawi yang diterima oleh kaum muslimin, hingga ada serombongan orang yang datang dari Syam ke Madinah sambil membawa minyak. Mereka mengkabarkan bahwa Heraklius sudah menyiapakan pasukan yang amat besar, berkekuatan 40 ribu prajurit, dipimpin salah seorang pembesar Romawi. Beberapa kabilah juga bergabung bersama mereka, seperti kabilah Lakhm, Judzam, dan lain-lainnya dari kabilah-kabilah Arab yang beragama Nashrani. Pasukan terdepan sudah tiba di Balqa'. Begitulah keadaan yang cukup rawan yang harus dihadapi kaum muslimin.

RASULULLAH n MEMUTUSKAN UNTUK BERANGKAT
Rasulullah n memandang keadaan dan perkembangan yang ada secara detail dan bijaksana. Apabila Beliau bermalas-malasan dan menghindar dari peperangan melawan pasukan Romawi maka berarti Beliau membiarkan mereka menjarah wilayah-wilayah yang tunduk kepada \islam dan bergabung dengan Madinah, yang akan membawa akibat yang kurang menguntungkan bagi da'wah islam dan pamor militer kaum muslimin. Jahiliyah yang masih memasuki jiwa manusia seusai perang Hunain, bisa bangkit kembali, dan orang-orang munafiq yang selalu mencari-cari celah bisa menancapkan tombaknya dari arah belakang. Sementara pada saat yang sama pasukan Romawi dapat melancarkan serangan kepada kaum muslimin dari arah depan.
Karena Rasulullah n menyadari akan semua ini, maka Beliau memutuskan untuk berangkat mengahdapai pasukan Romawi di daerah perbatasan mereka. Beliau tidak ingin pasukan Romawi masuk lebih jauh ke wilayah Islam.
PENGUMUMAN UNTUK MELAKUKAN PERSIAPAN
Dengan tekad Rasulullah n yang bulat, maka Beliau mengumumkan kepada para sahabat agar bersiap-siap untuk berperang melawan pasukan Romawi. Melihat keadaan saat itu yang sangat rawan dan situasinya yang cukup berat, maka beliau mengumumkan secara langsung keinginan untuk berperang dengan pasukan Romawi, Beliau menjelaskan secara gamblang permasalahannya kepada para sahbat, agar mereka bisa melakukan persiapan secara matang, dan mendorong mereka untuk berjihad. Beberapa ayat surat At Taubah turun berkenaan dengan masalah ini, membangkitkan mereka agar menguatkan hati dan berjihad. Beliau juga mendorong agar mengeluarkan shadaqah dan menginfakkan kelebihan harta mereka fi sabilillah.
ORANG-ORANG MUSLIM BERLOMBA-LOMBA MELAKUKAN PERSIAPAN PERANG
Setelah mendengar pengumuman Rasulullah yang menyeru untuk melawan pasukan Romawi, maka seketika itu kaum muslimin berlomba-lomba melaksanakan seruan tersebut. Berbagai kabilah dan suku turun ke Madinah. Tak seorangpun yang rela apabila ia ketinggalan dalam peperangan kali ini, kecuali orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit. Bahkan orang yang tak mempunyai apa-apa dan miskin juga datang kepada Beliau, meminta bekal dan kendaraan kepada Beliau, agar dia bisa ikut serta memerangi pasukan Romawi. Firman Allah Ta'ala: (At Taubah: 92)
Sahabat Utsman bin Affan zyang sudah mempersiapkan kafilah dagang menuju Syam sebanyak 200 onta lengkap dengan barang-barang yang diangkutnya dan 200 uqiyah, seketika itu Beliau mengeluarkan shadaqahnya, ditambah lagi dengan 100 ekor onta beserta barang yang diangkutnya, ditambah 1000 Dinar yang diletakkan dibilik Rasulullah n. beliau menerimanya dan bersabda: "tidak ada yang membahayakan Utsman karena apa yang dilakukannya setelah hari ini".
Bahkan Beliau menambah shadaqahnya lagi hingga semuanya senilai 900 ekor Onta dan 100 ekor Kuda, tidak termasuk uang kontan.
Abdurrahman bin Auf menyerahkan 200 Uqiyah perak. Abu Bakar menyerahkan semua hartanya dan tidak menyisakan keluarganya kecuali Allah dan RasulNya yang senilai 4000 Dirham. Abu Bakar adalah orang pertama kali yang menyerahkan shadaqah. Umar menyerahkan 1/2 hartanya. Al Abbas juga menyerahkan harta yang cukup banyak, begitu pula Thalhah, Sa'ad bin Ubadah, Muhammad bin Maslamah, yang semuanya datang sambil menyerahkan shadaqah.
Ashim bin Ady menyerahkan 70 wasaq kurma, disusul orang-orang yang menyerahkan apapun yang dimilikinya, ada yang sedikit dan ada yang banyak. Ada yang hanya menyerahkan 1 atau 2 mud korma, karena hanya itulah yang bisa mereka keluarkan. Para wanita juga datang unuk meyerahkan berbagai macam perhiasan milik mereka. Hampir tak ada yang menahan apapun yang dimilikinya dan tak merasa sayang terhadap hartanya kecuali orang-orang munafiq. Firman Allah Ta'ala: (At Taubah: 79)

PASUKAN ISLAM BERANGKAT KE TABUK
Sebelum berangkat ke Tabuk Rasulullah r menunjuk Muhammad bin Maslamah Al Anshary atau menurut pendapat lain adalah Siba’ bin Urfuthah sebagai wakil Beliau di Madinah. Kemudian sahabat Ali zditunjuk untuk menjaga keluarga yang ditinggalkan dan menyuruhnya agar tinggal bersama mereka dan mengamat-amati orang-orang munafiq. Tapi kemudian Ali zmenyusul Beliau karena keinginannya yang kuat untuk ikut berperang, tetapi Rasulullah ` memerintahkan untuk kembali lagi ke Madinah, sambil bersabda: “apakah engkau tidak ridha jika engkau disisiku seperti kedudukan Harun disisi Musa? Hanya saja tidak ada Nabi sesudahku”.
Rasulullah berangkat ke arah utara menuju Tabuk pada hari Kamis, dengan membawa 30 ribu prajurit, maka pembekalan kepada pasukan ini tidak bisa sempurna. Sekalipun sudah banyak harta yang dishadaqahkan oleh kaumr Muslimin. Mereka mendapat jatah 1 ekor Onta untuk 18 orang, boleh jadi mereka memakan dedaunan, sekedar untuk membasahi bibir, dan terpaksa harus menyembelih Onta untuk diambil air dari badannya disamping dimakan dagingnya. Oleh karenanya pasukan ini disebut dengan Jaisyul ‘Usrah (pasukan yang keadaannya sulit).
Dalam perjalanan ke Tabuk ini Rasulullah melewati Al Hijr, perkampungan orang-orang Tsamud yang dahulunya mereka pernah memotong batu-batu besar di lembah untuk bahan bangunan atau tempat bersembunyi, atau disebut pula dengan Wadil Qura. Saat istirahat Rasulullah ` bersabda: “janganlah kalian meminum air disini dan jangan pula dipergunakan wudhu untuk shalat, adonan yang sudah kalian buat berikan saja kepada Onta dan janganlah kalian memakannya walau sedikitpun”. Sumur yang boleh diambil airnya hanya sumur yang pernah dihampiri Onta nabi Shaleh p.
Dalam perjalanan ini pula para sahabat sangat membutuhkan kepada air hingga mereka mengadu kepada Rasulullah, karena itu Beliau berdo’a kepada Allah, lalu Allah menurunkan hujan kepada mereka, hingga mereka dapat meminumnya dan memuaskan kebutuhan terhadap air.
PASUKAN ISLAM TIBA DI TABUK
Pasukan Islam tiba di Tabuk dan berkubu disana, mereka siap bertempur melawan musuh. Rasulullah ` khutbah di hadapan pasukan dengan penuh semangat, kandungan kalimatnya sangat luas, menganjurkan kebaikan dunia akherat, memberi peringatan serta kabar gembira, hingga mental seluruh prajurit benar-benar siap dengan semangat yang membara, walaupun bekal dan perlengkapan mereka sangat minim.
Sebaliknya, ketika pasukan Romawi dan sekutunya mendengar bahwa Rasulullah ` menggalang pasukan, muncul ketakutan dan kekhawatiran yang merambati hati mereka, sehingga tidak berani maju atau langsung merencanakan serangan. Mereka berpencar di batas wilayah mereka sendiri.
Karena itu Yuhannah bin Ru’bah, pemimpin Ailah datang kepada Rasulullah menawarkan perjanjian perdamaian dengan Beliau dan siap menyerahkan jizyah kepada Beliau. Begitu pula apa yang dilakukan penduduk Jarba’ dan Adruj. Beliau menulis selembar perjanjian yang kemudian mereka pegang.
Kemudian Rasulullah mengutus Khalid bin Walid ke Ukaidir Dumatul Jandal bersama 420 penunggang kuda. Beliau bersabda kepadanya: “engkau akan menemukan dia sedang memburu sapi”.
Maka Khalid dan pasukannya berangkat ke sana, dan ketika benteng Ukaidir terlihat mata, ada sekumpulan sapi yang menggaruk-garukkan tanduknya ke pintu benteng, hingga pintu benteng terbuka dan sapi-sapi itu pun keluar. Ukaidir memburu sapi-sapi tersebut yang saat itu adalah malam bulan purnama. Beliau menjamin keamanan dirinya dan berjanji menebus dirinya dengan menyerahkan 2.000 ribu ekor Onta, tebusan senilai dengan 800 orang, 400 baju besi, 400 tombak dan siap membayar jizyah. Bersama Yuhannah, dia menyetujui perjanjian yang berlaku untuk penduduk Dumah, Tabuk, Ailah dan Taima’.

KEMBALI KE MADINAH
Dalam perjalanan pulang ke Madinah Rasulullah ` melewati sebuah jalan bukit, ada 12 orang dari golongan munafiqin hendak menyerang Nabi `. Kejadiannya bermula saat Beliau melewati jalan bukit itu bersama Ammar yang menuntun tali kendali Onta Beliau Hudzaifah bin Yaman yang berjalan didepannya. Sementara kaum muslimin yang lain masih berada di tengah lembah, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh kaum munafiq, tatkala Beliau dan kedua sahabat itu sedang berjalan, tiba-tiba mereka mendengar suara gaduh dari arah belakang, kemudian orang-orang munafiq ini berkilah dengan menutupi wajah mereka. Kemudian Hudzaifah mengejar mereka hingga dia dapat memukul onta mereka dengan tongkatnya, mereka ketakutan dan lari menghindar hingga lari bergabung dengan inti pasukan. Lalu Hudzaifah mengabarkan nama-nama mereka kepada Rasulullah ` dan apa kehendak mereka. Dengan peristiwa ini Hudzaifah dijuluki orang yang memegang rahasia Rasulullah. Allah Ta’ala berfirman:
وهموا بما لم ينالوا (التوبة: 74)
“dan mereka menginginkan apa yang tidak dapat mereka capai” (At Taubah: 74)
Beliau berangkat ke Tabuk pada bulan Rajab, dan kembali ke Madinah pada bulan Ramadhan. Lama peperangan selama 50 hari. Beliau berada di Tabuk selama 20 hari, sedangkan sisanya untuk keberangkatan dan kepulangan. Ini adalah peperangan Beliau yang terakhir.
ORANG-ORANG YANG TIDAK IKUT SERTA
Setelah memasuki Madinah Rasulullah langsung menuju masjid dan shalat 2 rakaat, sementara orang-orang duduk di sana. Sedangkan orang munafiq yang jumlahnya ada 80 lebh, juga datang dengan mengemukakan berbagai alasan, bahkan mereka berani bersumpah untuk menguatkan alasan yang dibuat-buat itu. Beliau menerima alasan mereka menurut penuturan yang mereka sampaikan dan memintakan ampunan bagi mereka. Tapi apa yang terpendam dalam hati mereka diserahkan kepada Allah l.
Sedangkan 3 orang dari golongan mu’min yang lurus yaitu; Ka’ab bin Malik, Murarah bin Rabi’ dan Hilal bin Umayyah. Mereka dihukum dengan dilarang berbicara dengan sahabat yang lain dan dikucilkan, sehingga bumi yang luas ini terasa sempit oleh mereka dan mereka mengalami tekanan jiwa. Pengucilan ini berlangsung selama 40 hari, ditambah dengan perintah untuk menjauhi istri-istri mereka sehingga totalnya selama 50 hari. setelah itu Allah Ta’ala menurunkan ayat ampunan kepada mereka (At Taubah: 118)
Sedangkan tentang orang-orang yang tidak ikut berperang karena ada suatu halangan maka Allah Ta’ala berfirman (At Taubah: 91-92)
PENGARUH PEPERANGAN
- memperkokoh kekuasaan kaum muslimin di jazirah arab.
- sirnanya harapan orang-orang jahiliyah dan kaum munafiq yang selalu menantikan kebinasaan kaum muslimin.
- Allah memerintahkan untuk berbuat keras terhadap orang-orang munafiq, hingga melarang untuk menerima shadaqah mereka, menshalatkan jenazah, memohonkan ampun untuk mereka dan memohonkan ampun (berdo’a) di kuburan mereka
- Allah memerintahkan untuk menghancurkan masjid dhirar
- tersingkapnya kedok orang munafiq dengan turunnya wahyu, sehingga tak ada sesuatupun yang tersembunyi

BEBERAPA PERISTIWA PENTING PADA TAHUN 9 HIJRIYAH
- setelah Rasulullah pulang dari Tabuk, terjadi Li’an antara Uwaimir Al Ajlany dan istrinya.
- seorang wanita Ghamidiyah dirajam, setelah mengakui telah berbuat zina, dan dirajam setelah menyapih anak hasil perzinahan tersebut.
- Raja Najasyi Ash Hamah meninggal dunia dan Rasulullah ` melaksanakan shalat ghaib
- putri Rasulullah Ummu Kultsum meninggal dunia
- setelah Rasulullah kembali dari Tabuk, Abdullah bin Ubay bin Salul gembong orang munafiq meninggal dunia
0 komentar:
Posting Komentar