Cari Blog Ini

JOIN THE CARAVAN

Get Gifs at CodemySpace.com Get Gifs at CodemySpace.com

Kamis, 15 Desember 2011

Budaya Narsis

Zaman pop telah melahirkan pelbagai trendsetter yang mengemuka di semua kalangan. Salah satunya budaya “ Narsis “ istilah populer di kalangan penggila teknologi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada era global saat ini, salah satunya internet, yang tersaji secara luas ditengarai dapat memicu terciptanya kultur baru di masyarakat. Peminat atau komunitas tertentu bergabung dalam wadah komunikasi tertentu yang difasilitasi internet dan melahirkan budaya tampil alias Narsisme.
       Maraknya situs seperti: Friendster, Facebook, Blog, dan Plurk mau tak mau mendorong untuk semakin narsis ketika kita memilih untuk menjadi pengguna layanan tersebut.
Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang narsisme tidak selalu percaya diri di depan umum, namun bisa juga ditunjukkan dengan suka memfoto diri sendiri. Biasanya orang yang narsisme adalah seorang model. karena mereka sering sekali mendapatkan pujian dan itu menyebabkan mereka merasa percaya diri dan akhirnya berlebihan.(source : Wikipedia)
            Menambah teman dan wawasan juga menegaskan tujuan hidup kita mungkin dampak positif dari budaya narsis itu sendiri, tetapi ketika menonjolkan diri sendiri dan menganggap diri sendiri lebih dari yang lain itu dampak negatifnya.
Persoalannya sekarang bagaimana kita membatasi diri kita sesuai dengan porsinya, narsis boleh asalkan dalam batas yang wajar, tidak malahan meng-kultuskan diri sebagai seorang yang “ ter “ dari yang lain.
           Dra Roslina Verauli Mpsi ( Ladede’s Blog ) bilang, ciri-ciri orang yang tergolong narsis.
* Orang narsis merasa lebih penting dan besar dibanding orang lain. Contohnya, dia merasa paling hebat dalam hal prestasi, bakat, dan karier.
* Punya fantasi untuk mencapai sukses dan kekuasaan yang sangat tinggi. Walaupun hal itu mustahil untuk bisa dicapai.
* Merasa dirinya begitu unik dan beda dengan yang lainnya. ''Dia akan merasa lebih tinggi statusnya serta lebih cantik atau ganteng dibanding orang lain,''
* Selalu merasa butuh pengakuan yang berlebihan dari orang lain.
* Mereka yang narsis selalu berharap yang tak masuk akal untuk diperlakukan oleh orang lain. ''Orang yang narsis selalu ingin diperlakukan istimewa, meski dirinya sebenarnya tak istimewa.''
* Narsis juga cenderung manipulatif dan selalu mengeksploitasi orang lain untuk kepentingan dirinya.
* Nggak bisa berempati pada orang lain. Ya, orang seperti ini nggak akan merasa peduli dengan apa yang menimpa orang lain. Misalnya saja, bila ada temannya yang terkena musibah, orang narsis tak akan peduli.
* Selalu arogan.
SO..,,,,,,,APAKAH KITA TERGOLONG ORANG YANG NARSIS ??? DAN BAGAIMANAKAH ISLAM MEMANDANGNYA ????
Narsis dalam Islam
Allah berfirman,
وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman [31]: 18)
Di bagian lain Rasulullah SAW bersabda,
"Ada tiga hal yang dapat membinasakan diri seseorang yaitu : Kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti serta seseorang yang membanggakan dirinya sendiri". (Hadits ini disebutkan oleh Al-Mundziry dalam kitab At-Targhib wa Tarhib 1/162 yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan Al-Baihaqi serta dishahihkan oleh Al-Albany).
Dari uraian ayat dan hadist diatas, jelas bahwa Narsis termasuk yang dapat digolongkan kepada sikap sombong dan membanggakan diri yang mengarahkan kita kepada sifat ujub atau takabur. Perilaku ini tentunya adalah suatu sikap yang tidak terpuji bagi kita sebagai Muslim yang menyandarkan haq-nya kepada tuntunan Al Qur'an dan As Sunnah semata. 
Gencarnya budaya hedonisme (menyandarkan status sosial dan kesuksesan pada ukuran materi harta benda dan kekuasaan) saat ini dapat menjadikan perilaku Narsis semakin meluas dan pada akhirnya mengikis keimanan kita secara perlahan-lahan. Lalu bagaimanakah kita mampu bertahan dan mengatasinya agar kita tidak ikut-ikutan menjadi orang-orang yang membenarkan sebuah kebiasaan, tetapi membiasakan sebuah kebenaran?
Menangkal Narsisisme
1. Membentengi diri dari rasa sombong dengan cara memperbanyak dan memperdalam ilmu agama, selalu mengingat Allah SWT dimanapun kita berada. Lebih banyak melihat kebawah agar kita lebih mensykuri nikmat yang Allah berikan kepada kita, sehingga rasa sombong dapat terhapus dari dalam diri kita. Insya Allah. Bukankah Rasulullah SAW juga pernah bersabda,
Pandanglah orang yang di bawah kamu dan janganlah memandang kepada yang di atasmu, karena itu akan lebih layak bagimu untuk tidak menghina kenikmatan Allah untukmu. (HR. Muslim) - Nabi Muhammad SAW.
2. Melindungi diri dari mental haus pujian. Kalau kita tidak pandai mensikapi sanjungan, maka sebuah sanjungan bisa menjadi bumerang bagi kita. karena sanjungan dapat membuat kita terlena dan pada akhirnya menghabiskan segenap potensi di dalam diri kita. Sanjungan bukanlah tujuan dari perbuatan kita sebagai orang Muslim, karena sudah seharusnya setiap langkah dan perbuatan kita hanya berorientasi kepada Ibadah semata kepada Allah Azza Wajalla. Seperti diucapkan oleh Umar bin Khaththab r.a: “Ya Allah! Jadikanlah semua amalku sebagai amal shalih, dan janganlah Engkau jadikan amalku itu untuk seseorang sedikitpun”.
3. Memelihara keikhlasan kita dalam berbuat. Abu Qasim Al-Qusyairi menjelaskan “Ikhlas adalah menjadikan satu-satunya yang berhak ditaati dalam sebuah niat ialah Allah swt. Artinya, bahwa yang diinginkan dengan ketaatannya itu hanyalah untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah semata; tidak untuk dipamerkan kepada seseorang, mencari popularitas, atau ingin disanjung-sanjung.” Selain menjaga diri kita dari perilaku narsis, keikhlasan juga dapat membuat kita lebih pandai bersyukur atas karunia-Nya kepada kita, membuat hati terasa lebih tenang dan nyaman serta menjadikan diri kita dalam keadaan yang “sebenar”-nya, just the way we are. Karena sesungguhnya topeng-topeng keduniawian yang kita kenakan hampir setiap hari, tidak pernah mampu menjadi jalan bagi terciptanya kedamaian di hati kita. 
4. Menumbuhkan kepekaan dan rasa kepedulian terhadap sesama dapat menjadikan kita sebagai pribadi yang terbuka terhadap kritik, mampu memilah-milah kata yang kita ucapkan dan tentunya dapat menghindari kita dari perilaku narsisisme yang salah satunya ditandai dengan sikap anti kritik. Kebanyakan perilaku narsisisme adalah sikap anti kritik dimana orang lain tidak berhak memberi kritikan kepada mereka. Orang lain hanya mempunyai hak untuk menikmati perilaku narsisnya dan memberikan apresiasi atas apa yang dilakukan. Padahal seharusnya kritik atau nasihat dalam agama adalah pengawal di dalam kehidupan kita yang tidak pernah kita bayar agar kita selalu dalam koridor kebenaran. Hanya orang yang sudah mati yang tidak akan pernah mendapatkan kritik atau nasihat. 
Demikianlah semoga kita dapat selalu terjaga dari perilaku-perilaku yang menjauhkan kita dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT sehingga Insya Allah, Dia selalu memberikan ridho serta barakah-Nya kepada kita semua dan menjadikan kita insan-insan yang pantas mendapatkan perlindungan serta keselamatan dari-Nya. Amiin Allahumma Amiin.
Subhanakallahuma wabihamdika ashadu alla ila ha illa anta astaghfiruka wa atubuh ‘ilaik. Barakallahu Fiikum. Wassalam.


Rounded Rectangle: By :  Wong NdEso                                               

1 komentar:

Unknown mengatakan...

kalaw contoh narsisme apa

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes