Cari Blog Ini

JOIN THE CARAVAN

Get Gifs at CodemySpace.com Get Gifs at CodemySpace.com

Minggu, 02 Oktober 2011

Maafkan Aku Nak !!


Pada suatu malam budi seorang eksekutif sukses, seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas pekerjaan kantor yang ia bawa pulang kerumah. karena keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham.  Ketika sedang asyik menyeleksi dokumen kantor tersebut, putri nya maida datang mendekati, berdiri tepat disampingnya sambil memegang buku cerita baru, buku itu bergambar seorang pri kecil yang sangat menarik maida.
“pa,, lihat maida punya buku baru bagus deh..”, maida berusaha menarik perhatian ayahnya, budi menengok kearahnya sambil menurunkan kaca matanya, kalimat yang keluar hanyalah kata basa basi, “wah bagus ya mai”, “ya papa” maida merasa senang karena ada tanggapan dari ayahnya, “bacakan maida dong pa !!” pinta maida dengan lembut, “wah,,, papa sedang sibuk sekali nih,, jangan sekarang deh !” sanggah budi dengan cepat. lalu ia mengalihkan perhatiannya pada kertas-kertas didepannya, maida diam. Tapi dia belum menyerah, dengan suara lembut dan manja, ia kembali merayu ayanhnya, “pa mama bilang papa mau baca untuk maida” “lain kali maida,,, sana ! papa lagi banyak kerjaan ni...” budi berusaha memusatkan perhatiannya pada lembar-lembar kertas tadi.
Menit demi menit berlalu, maida menarik nafas panjang dan tetap disitu berdiri ditempat yang penuh harap. Dan tiba- tiba ia memulai percakapan lagi, “pa,, gambar nya bagus- bagus deh,, papa pasti suka ?” “maida, papa bilang, lain kali..!!” budi membentaknya dengan keras, kali ini budi berhasil membuat maida mundur, matanya berkaca kaca dan ia bergeser menjauhi ayahnya.
“ia pa,, lain kali aja ya pa....” ia masih sempat mendekati ayahnya sambil menyentuh lembut tangan ayahnya, ia menaruh buku cerita dipangkuan ayahnya, “pa... kalau papa ada waktu.. papa baca keras- keras ya pa, supaya maida bisa dengar..!!”
Hari demi hari telah berlalu, tanpa terasa dua pekan berlalu namun pemintaan maida kecil tidak pernah terpenuhi,  buku cerita pri kecil tidak pernah dibacakan bagi dirinya. Hinga suatu sore, terdengar suara hentakan keras, beberapa tertangga melaporkan dengan histeris bahwa maida kecil terlindas seorang pemuda mabuk yang melajukan kendaraannya dengan kencang didepan rumah budi, tubuh maida mungil terlempar beberapa meter, dalam keadaan begitu panik ambulan didatangkan secepatnya, selama perjalanan menuju rumah sakit maida kecil sempat berkata dengan begitu lirih, “papa... mama.... maida takut pa... maida sayang papa dan mama...” darah segar terus keluar dari mulutnya, hingga ia tidak tertolong lagi,  ketika sesampainya dirumah sakit terdekat. kejadian hari itu begitu menguncang  hati nurani budi, tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji, kini yang ada hanyalah penyesalan, permintaan sang buah hati yang sangat sederhana pun tidak ia penuhi. masih segar terbayang dalam ingatan budi, tangan kecil anaknya yang memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita, kini sentuhan itupun terasa sangat berarti sekali.
 Sore itu, setelah segalanya berlalu, yang tersisa adalah keheningan dan kesunyian hati. canda dan riang maida kecil, tidak akan terdengar lagi, budi mulai membuka buku cerita pri kecil yang diambilnya perlahan dari ogokan mainan maida dipojok ruangan, bukunya sudah tidak baru lagi sampulnya sudah usang dan koyak beberapa coretan tak berbentuk menghiasi lembar- lembar halamanya seperti sebuah kenangan indah dari maida kecil, budi menguatkan hati dengan mata yang berkaca kaca, ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan suara keras, tampak sekali ia berusaha untuk membacanya dengan keras, ia terus membacanya dengan keras.. keras. halaman demi halaman dengan berlinang air mata. “maida dengar papa baca buatmu nak...” selang beberapa kata hatinya pun memohon lagi “maida papa minta maaf nak... papa sayang sama maida” seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya,  tak kuasa menahan  sakit budi bersujud dan menangis memohon kepada Allah untuk diberi satu kesempatan lagi untuk belajar mencintai.
Hikmah
Begitulah manusia jika ia telah terlalaikan oleh dunianya, sibuk dengan pekerjaan dan melupakan kasih sayang yang sangat diharapkan oleh keluarganya. Sebagai seorang ayah yang baik, hendaklah ia senantiasa lebih memperhatikan keluarga sesibuk apapun pekerjaan itu, karena anak adalah merupakan amanah dari sang maha kuasa yang harus diperhatikan. Dan itulah akibat bagi orang yang tidak mengunakan kesempatan dan nikmat. Ketahuilah..! Bahwasanya waktu terus senantiasa berjalan dan tidak akan kembali walau hanya sedetik. Dan penyesalan itu terletak di akhir, maka manfaatkanlah dengan sebaik mungkin. Jangan sia-siakan keluarga kita yang senantiasa memperhatikan dan mengharapkan kasih sayang kita.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes