Latar Belakang Peperangan
Di antara penyebab utama Fathu Makkah ialah adanya penghianatan orang-orang Quraisy terhadap perjanjian Hudaibiyyah.
Dalam perjanjian tersebut di sepakati bahwa suku Quraisy bersekutu dengan Bani Bakr sedangkan Bani Kuza’ah bersekutu dengan Rasulullah n. Tapi ternyata Bani Bakr diam-diam memerangi Bani Khuza’ah dengan dibantu oleh pihak Quraisy. Kemudian Bani Khuza’ah melapor kejadian tersebut kepada Rasulullah.
Orang-orang Qurasy merasa bahwa mereka telah mengkhianati perjanjian, kemudian mereka mengutus Abu Sofyan kepada Rasulullah untuk memperbaharui perjanjian, tapi ternyata Rasulullah n tidak menanggapinya satu katapun sehingga Abu Sofyan pulang dengan tangan kosong.
Bersiap-siap Untuk Berperang dan Usaha Untuk Merahasiakannya
Tiga hari sebelum beliau menerima informasi tentang adanya pelanggaran perjanjian, Rasulullah telah memerintahkan kepada Aisyah untuk mempersiapkan berbagai peralatan, dan tidak ada seorangpun yang mengetahui tujuan Rasulullah ini, termasuk Aisyah.
Tiga hari kemudian, Amru bin Salim al Khuza’I bersama empat puluh orang penunggang kendaraan datang dan melantunkan syair-syair yang intinya telah terjadi pelanggaran terhadap perjanjian.
Untuk menjaga kerahasiaan, Rasulullah n mengirim
pasukan berkekuatan delapan orang dibawah pimpinan Abu Qatadah ke perkampungan antara Dzul Qhasab dan Dzul Marwah, jaraknya tiga barid dari dari Madinah. Setelah pasukan tersebut sampai ditempat yang telah ditetapkan, barulah Rasulullah mengumumkan keberangkatan beliau ke Makkah.
Sementara itu, Rasulullah n mendapat wahyu bahwa Hathib bin Abi Balta’ah telah mengirim sepucuk surat lewat seorang wanita, untuk memberi kabar kepada orang Qurays perihal keberangkatan beliau ke Makkah. Kemudian beliau mengutus Ali dan Miqdad untuk mengejar wanita tadi, keduanya mengejar wanita tersebut hingga berhasil menemukannya dan meminta surat yang ternyata ia taruh digelungan rambutnya.
Demikianlah Rasulullah n menahan mata-mata, sehingga tidak ada satu beritapun sampai kepada Quraisy tentang persiapan kaum Muslimin untuk berperang.
Pasukan Islam Bergerak Menuju Makkah
Setelah sepuluh hari berlalu dari bulan Ramadlan 8 H, Rasulullah n meninggalkan Madinah menuju Makkah bersama 10.000 Sahabat. Dan urusan Madinah diserahkan oleh Abu Rahm al Ghifari.
Setelah melewati Juhfah beliau ditemui Abbas paman beliau bersama istri dan anaknya yang keluar untuk berhijrah.
Setelah di Abwa’ beliau ditemui oleh anak paman beliau, Abu Sofyan bin Harits dan anak bibi beliau Abdullah bin Abi Umayyah. Keduanya termasuk yang paling keras permusuhannya terhadap beliau. Kemudian keduanya meminta maaf kepada beliau lewat Ummu Salamah. Kemudian keduanya memeluk islam.
Rasulullah n melanjutkan perjalanan dalam keadaan berpuasa, setelah sampai di Marru Zahran yaitu lembah Fatimah beliau beristirahat. Lalu beliau menyuruh kepada setiap pasukan untuk menyalakan api, jadi nyala api pada saat itu ada sekitar 10.000 api yang dinyalakan. Dan memerintahkan Umar untuk melakukan penjagaan.
Islamnya Abu Sofyan di Hadapan Rasulullah
Saat itu, Abu Sofyan keluar untuk mencari berita bersama Budail bin Warqa’ dan Hakim bin Hazm. Tatkala mereka sedang berbincang-bincang, Abbas yang saat itu sedang mengendarai bighol Rasulullah n mendengar percakapan mereka dan mengenali suara Abu Sofyan. Lantas keduanya saling bercakap-cakap mengenai pasukan Rasulullah. kemudian Abbas menyarankan agar Abu Sofyan menemui Rasulullah dengan harapan untuk meminta perlindungan kepada beliau. Setelah kedua teman Abu Sofyan pulang, akhirnya Abu Sofyan menemui Rasulullah dengan dibocengkan dibelakang Abbas, kemudian ia menemui Rasulullah, dan akhirnya ia masuk islam. Karena Abu Sofyan terkenal sebagai pembesar, maka sebagai penghormatan kepadanya, Rasulullah n menjadikan rumahnya sebagai salah satu tempat yang aman begi penduduk makkah untuk mencari perlindungan. Beliau bersabda :
”Barang siapa yang masuk rumah Abu Sofyan, maka dia aman, siapa yang menutup pintunya, maka ia aman, siapa saja yang mesuk Masjidil Harram maka ia aman.”
Setalah menunaikan hajatnya, Abu Sofyan kemudian lari menuju kaumnya untuk memberitahukan bahwa Muhammad telah datang dengan tentara yang tak sanggup untuk dihadapi. Orang-orang Qurasy kemudian berpencaran, sebagian mereka pulang kerumah masing-masing, sebagian mereka pergi ke Masjidil Haram dan sebagian mereka ada juga yang ingin menghadapi Rasulullah.
Pasukan Muslimin Bersiap Masuk makkah
Pada hari selasa pagi, tanggal 17 Ramadhan tahun 8 Hijriyah Rasulullah meninggalkan Marr ad Dzahran menuju Makkah.
Setibanya di Makkah, Abu Sofyan mengumumkan keputusan Rasulullah n bahwa siapa saja yang menutup pintu rumahnya maka dia selamat, dan barang siapa yang masuk rumahnya Abu Sofyan maka dia selamat dan barangs siapa yang masuk Masjidil Harram maka dia selamat.
Sementara itu Rasulullah n sendiri membagi pasukannya menjadi tiga bagian.
Sayap kanan dikomandoi oleh Khalid bin Walid untuk memasuki Makkah dari dataran rendah. yang nantinya ia dan pasukannya menghadapi pasukan Ikrimah bin Abi Jahl. Sayap kiri dikomandoi oleh Zubair bin Awwam yang diperintahkan untuk memasuki Makkah dari dataran tinggi.
Sementara itu Abu Ubaidah bin Jarrah diperintahkan untuk memasuki Makkah tanpa senjata melalui lembah Wadi.
Semua pasukan masuk Makkah dengan aman tanpa peperangan, kecuali pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin al Walid, karena orang Quraisy yang memulai peperangan. Sehingga psukannya berhasil membunuh 12 orang dari kaum Quraisy. Khalid terus bergerak menuju Makkah sehingga beliau menemui Rasulullah.
Kemudian Rasulullah n memasuki Masjidil Harram dikelilingi para Sahabat dari Muhajirin dan Anshar, lalu beliau menuju Hajar Aswad dan Thowaf sambil memegang busur.
Setelah itu beliau menghancurkan berhala-berhala disamping Ka’bah dengan busurnya, yang mana disampingnya terdapat 360 berhala. Setelah beliau meminta kunci ka’bah dari Utsman bin Thalhah, beliau kemudian memasukinya, maka beliau mendapati gambar Nabi Ibrahim dan putranya Isma’il sedang mengundi nasib dengan anak panahnya, maka beliau bersabda : “Semoga Allah memerangi mereka (orang-orang musyrik), demi Allah (Nabi Ibrahim dan Isma’il) tidak pernah melakukan hal itu sama sekali.
Beliau juga melihat gambar burung merpati yang terbuat dari kayu kemudian beliau hancurkan dengan tangannya sendiri.
Kemudian beliau mengasihkan kunci ka’bah kepada Utsman bin Thalhah dan menyuruh Bilal untuk mengumandangkan adzan untuk menunaikan shalat.
Hukuman Mati Kepada Penjahat – Penjahat Perang
Pada saat itu Rasulullah n menjatuhkan hukuman mati kepada sembilan gembong kafir yang selama ini banyak menyakiti kaum Muslimin, walau akhirnya diantara mereka ada yang mendapatkan jaminan keamanan, mereka adalah :
· Abdul uzza bin Khotl (ekskusi mati)
· Abdullah bin Abi Syarh (mendapatkan jaminan)
· Ikrimah bin Abi Jahl (mendapatkan jaminan)
· Harits bin Nufail bin Wahb (ekskusi mati)
· Muqais bin Syababah (ekskusi mati)
· Hubar bin al Aswad (mendapatkan jaminan)
· Dan dua orang biduanitanya ibnu Khotl (satu diekskusi mati dan yang satu mendapatkan jaminan)
Kemudian Rasulullah berpidato untuk menyatakan kesucian kota Makkah. Serta membiat (sumpah setia) penduduk Makkah untuk islam.
Rasululah n tinggal di Makkah selama 19 hari. Selama itu beliau memberbaharui rambu-rambu islam, beliau menyerukan kepada manusia kepada petunjuk dan taqwa. Beliau juga mengutus Abu Usiad al Khuza’I untuk memperbaharui batas tanah haram, beliau pun mengirim tim-tim khusus untuk dakwah dan menghancurkan berhala disekitar Makkah. Diantaranya ialah :
- Khlaid bin Walid bersama 30 penunggang kuda diutus untuk menghancurkan berhala Uzza yang terletak di Nakhlah, yaitu pada bulan Ramadhan 8 Hijriyah. Sebelum dia menghancurkannya, ia dihampiri oleh seorang wanita telanjang, berkulit hitam yang terurai rambutnuya, yang tak lain adalah Uzza. Kemudian ia membunuhnya.
- Amru bin Ash di utus ke Rahath untuk menghancurkan berhala Suwa’.
- Sa’ad bin Sahl al Asyhali bersama 20 orang penunggang kuda untuk menghancurkan berhala Manat yang terletak di daerah Musyallal di wilayah Qadid.
Itulah perang Fathu Makkah, yait suatu peperangan yang menntukan dan kemenangan besar yang menumpas habis eksistensi paganisme, serta tidak memberikan peluang sedikitpun kepadanya untuk tetap eksis diseluruh pelosok Jazirah Arab.
Perjajanjian Hudaibiyyah merupakan permulaan dan jalan pembuka bagi kemenangan yang besar ini. Dengannya orang-orang menjadi aman, dapat berdialog dengan islam, orang-orang yang menyembunyikan keislamannya di Makkah dapat melahirkan agamanya, sehingga pasukan islam yang dalam peperangan sebelumnya jumlahnya tidak lebih dari 3.000 orang, pada peperangan makkah jumlah mereka melonjak menjadi 10.000 orang.
0 komentar:
Posting Komentar